Sedekah Bumi Dusun Landeyan: Jejak Sejarah dan Doa untuk Leluhur
Kedungwaras || Di halaman Makam Dusun Landeyan, Desa Kedungwaras, dini hari Rabu Legi bulan Asyuro, tercipta suasana yang begitu khidmat. Bukan sekadar upacara adat, Sedekah Bumi di Dusun Landeyan merupakan perpaduan harmonis antara tradisi, sejarah, dan spiritualitas yang memperteguh ikatan persaudaraan warga. Keheningan pagi hanya diiringi oleh lantunan ayat suci dan sholawat, menciptakan atmosfer yang menenangkan dan menggetarkan jiwa.
Acara diawali dengan pembacaan Rotibul Hadad, suara-suara merdu mengalunkan pujian dan doa kepada Nabi Muhammad SAW. Pembacaan yang khusyuk ini menjadi pembuka yang sempurna, menciptakan ikatan batin dan kesiapan spiritual bagi seluruh masyarakat untuk mengikuti rangkaian acara selanjutnya.
Selanjutnya, sambutan-sambutan disampaikan dengan penuh hikmat. Sambutan pertama disampaikan oleh pengurus makam, menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan iuran untuk perawatan makam. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci penting dalam menjaga kepercayaan dan merawat warisan leluhur. Laporan ini bukan sekadar angka-angka, melainkan cerminan tanggung jawab bersama dalam menghormati jasa para pendahulu yang telah berjasa bagi Desa Kedungwaras.
Sambutan kedua disampaikan oleh Kepala Desa Kedungwaras. Dengan bijaksana, beliau mengajak seluruh hadirin untuk memanjatkan doa bersama bagi para leluhur, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh ahli kubur masyarakat Kedungwaras. Doa bersama ini menjadi wujud nyata rasa hormat, permohonan ridho, dan syafaat dari mereka yang telah mendahului kita.
Lebih dari sekadar doa, sambutan Kepala Desa juga menjadi kesempatan berharga untuk menilik kembali sejarah Desa Kedungwaras. Beliau dengan apik menceritakan perjalanan panjang desa, mulai dari tahun 1800-an hingga saat ini. Suksesi kepemimpinan, perjuangan, dan perkembangan desa dikisahkan dengan penuh detail, mengingatkan kita akan pentingnya menghargai proses dan perjuangan para pendahulu dalam membangun desa yang kita huni. Sejarah bukan sekadar rangkaian peristiwa masa lalu, melainkan pelajaran berharga bagi generasi penerus untuk meneruskan estafet pembangunan dan menjaga keutuhan desa.
Setelah sambutan, rangkaian acara dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Mahalul Qiyam. Suara-suara merdu kembali mengalun, menghiasi pagi hari dengan keindahan dzikir dan pujian. Suasana semakin khidmat ketika pembacaan Surat Yasin dan Tahlil dilantunkan, menguatkan ikatan spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ayat-ayat suci yang dibacakan dengan penuh penghayatan, menciptakan kedamaian dan ketenangan batin bagi seluruh maayarakat yang hadir.
Sebagai penutup, doa bersama dipanjatkan, meminta keberkahan dan perlindungan dari Allah swt. Doa yang tulus dan ikhlas ini menjadi harapan bersama, agar Desa Kedungwaras senantiasa diberikan keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan.
Sedekah Bumi Dusun Landeyan di halaman makam bukanlah sekadar ritual tahunan. Lebih dari itu, acara ini merupakan refleksi atas sejarah, perwujudan rasa syukur, dan pengingat akan pentingnya menghormati leluhur. Semoga tradisi ini tetap lestari dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang, menginspirasi semangat kebersamaan dan kegotongroyongan dalam membangun Desa Kedungwaras yang lebih maju dan sejahtera.