Menuju Desa Sejahtera: Pelatihan Hidroponik Tanam Sayuran di Desa Kedungwaras
Kedungwaras ||Pada Selasa, 29 Juli 2025, suasana penuh semangat dan antusiasme menyelimuti Balaidesa Kedungwaras, Kecamatan Modo. Di tempat tersebut, Tim KKN BBK6 Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya menyelenggarakan pelatihan hidroponik budidaya sayuran, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan mendorong kemajuan pertanian di desa tersebut. Pelatihan ini diikuti oleh pemerintah Desa Kedungwaras dan masyarakat umum, dengan Mas Rafii Sukmawan sebagai pemateri ahli yang berpengalaman di bidang hidroponik.
Pemilihan hidroponik sebagai fokus pelatihan didasarkan pada beberapa pertimbangan penting. Di era perubahan iklim dan keterbatasan lahan diLingkungan Rumah, hidroponik menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Sistem budidaya tanpa tanah ini memungkinkan pemanfaatan sumber daya air dan lahan secara optimal, serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida. Dengan demikian, hidroponik berkontribusi pada pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Pelatihan yang diselenggarakan berlangsung selama beberapa jam, dirancang secara komprehensif untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta. Mas Rafii Sukmawan, dengan keahlian dan pengalamannya, membimbing peserta melalui berbagai aspek penting dalam budidaya hidroponik sayuran. Materi pelatihan mencakup teori dan praktik, dimulai dari pengenalan konsep dasar hidroponik, berbagai sistem hidroponik yang ada (misalnya, sistem wick, NFT, DFT), teknik pemilihan bibit dan media tanam yang tepat, cara menyiapkan larutan nutrisi yang seimbang, hingga teknik perawatan tanaman dan pengendalian hama penyakit.
Salah satu poin penting yang ditekankan dalam pelatihan adalah praktik langsung. Peserta tidak hanya mendengarkan teori, tetapi juga diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses penanaman, pengaturan sistem irigasi, dan pemantauan kondisi tanaman. Hal ini memastikan peserta memiliki pemahaman yang komprehensif dan keterampilan praktis yang dibutuhkan untuk menerapkan hidroponik setelah pelatihan.
Mas Rafii juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam budidaya hidroponik. Ia berbagi pengetahuan tentang pengelolaan sumber daya yang efisien, penggunaan pupuk organik, dan teknik pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi pertanian berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Diharapkan, pelatihan hidroponik ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Desa Kedungwaras. Dengan menguasai teknologi hidroponik, para peserta diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian, mendiversifikasi jenis sayuran yang dibudidayakan, dan meningkatkan pendapatan keluarga. Lebih jauh lagi, pelatihan ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan kreativitas dalam pertanian, membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi desa. Kolaborasi antara Tim KKN BBK6 UNAIR Surabaya, Pemerintah Desa Kedungwaras, dan keahlian Mas Rafii Sukmawan menjadi contoh nyata sinergi positif dalam pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengadopsi teknologi pertanian modern dan mewujudkan cita-cita kemandirian pangan.