Posyandu Lansia Kedungwaras: Merajut Kesehatan, Membangun Kebersamaan, dalam Harmoni Sinergi Puskesmas Karangpilang dan Pengawasan Arif Dinas Kesehatan Lamongan, Menuju Senja yang Sehat, Sejahtera, dan Bermakna
Kedungwaras || Di Desa Kedungwaras Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan, Posyandu Lansia bukan sekadar agenda bulanan, melainkan sebuah perwujudan nyata dari kepedulian mendalam terhadap para sesepuh desa. Balai Desa Kedungwaras, dengan segala kesahajaannya, menjadi saksi bisu betapa pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat menyentuh kehidupan masyarakat. Lebih dari sekadar tempat pemeriksaan, Posyandu Lansia adalah ruang kebersamaan, tempat berbagi cerita, wadah untuk merawat kesehatan dengan sentuhan kasih sayang, dan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup di usia senja. Kehadiran kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dari Puskesmas Karangpilang, serta kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyakit Tidak Menular (PTM) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan terhadap Puskesmas Karangpilang, semakin menegaskan komitmen untuk mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, sejahtera, bermartabat, dan berdaya.
Kolaborasi yang Menginspirasi: Puskesmas Karangpilang dan Pemerintah Desa, dalam Semangat Gotong Royong, Kebersamaan, dan Kepedulian
Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dari Puskesmas Karangpilang adalah bukti nyata kolaborasi yang menginspirasi antara fasilitas kesehatan tingkat pertama dan pemerintah desa, dalam semangat gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan berkeadilan. Para lansia mendapatkan pelayanan yang komprehensif, terpadu, berkesinambungan, dan berpusat pada pasien, meliputi:
– Pemeriksaan Umum yang Cermat, Teliti, Holistik, Personal, dan Terstandar: Tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, pernapasan, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut, visus, dan status mental diperiksa dengan cermat, teliti, holistik, personal, dan terstandar, memberikan gambaran awal yang akurat, komprehensif, dan relevan tentang kondisi kesehatan lansia, serta mengidentifikasi faktor risiko yang mungkin ada dan masalah kesehatan yang perlu ditangani.
– Pemeriksaan Fisik yang Mendalam, Komprehensif, Terintegrasi, Berorientasi pada Masalah, dan Berbasis Bukti: Pemeriksaan mata, telinga, hidung, tenggorokan, gigi, mulut, kulit, rambut, kuku, kelenjar getah bening, jantung, paru-paru, perut, hati, limpa, ginjal, sistem saraf, sistem muskuloskeletal, sistem endokrin, sistem reproduksi, dan status fungsional dilakukan untuk mendeteksi masalah kesehatan yang mungkin timbul, memberikan saran mengenai perawatan yang tepat, tindakan pencegahan yang diperlukan, rujukan yang sesuai, penanganan yang komprehensif, dan rehabilitasi yang optimal, serta menggunakan panduan klinis yang berbasis bukti ilmiah.
– Pemeriksaan Laboratorium Sederhana yang Akurat, Terpercaya, Relevan, Berbasis Bukti, dan Terjangkau: Pemeriksaan kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam setelah makan, kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, trigliserida, asam urat, kreatinin, ureum, hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, urin lengkap, tinja lengkap, dan EKG (jika diperlukan) dilakukan untuk mendeteksi risiko penyakit tidak menular, penyakit infeksi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit saluran pencernaan, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya, memberikan informasi yang penting untuk pencegahan, pengendalian, pengelolaan, pengobatan yang tepat, evaluasi hasil pengobatan, dan perencanaan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
– Konsultasi Kesehatan yang Personal, Empatik, Komprehensif, Berkelanjutan, Berpusat pada Pasien, dan Berbasis Keluarga: Dokter dan tenaga kesehatan memberikan konsultasi mengenai masalah kesehatan yang dialami lansia, memberikan saran mengenai pola hidup sehat, pengobatan yang tepat, tindakan pencegahan yang diperlukan, dukungan psikologis yang dibutuhkan, rehabilitasi yang sesuai, tindak lanjut yang berkelanjutan, pemberdayaan pasien untuk mengambil keputusan yang tepat mengenai kesehatan mereka, dan melibatkan keluarga dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan.
– Penyuluhan Kesehatan yang Edukatif, Interaktif, Menarik, Partisipatif, Berkelanjutan, Berbasis Masyarakat, dan Berorientasi pada Perubahan Perilaku: Petugas kesehatan memberikan penyuluhan mengenai berbagai topik kesehatan yang relevan bagi lansia, seperti penyakit tidak menular (PTM), gizi seimbang, aktivitas fisik, pentingnya menjaga kesehatan mental, cara mengatasi masalah kesehatan yang umum dialami lansia, cara mencegah penyakit infeksi, cara merawat diri sendiri, cara menggunakan obat dengan benar, cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, cara berpartisipasi dalam program kesehatan yang ada, cara meningkatkan kualitas hidup, cara mempersiapkan diri menghadapi masa tua dengan bijaksana, cara meningkatkan kemandirian, cara meningkatkan produktivitas, cara meningkatkan partisipasi sosial, dan cara meningkatkan spiritualitas, dengan cara yang menarik, mudah dipahami, interaktif, partisipatif, berkelanjutan, berbasis masyarakat, dan berorientasi pada perubahan perilaku yang positif.
Sentuhan Kasih dalam Setiap Pelayanan: Lebih dari Sekadar Pemeriksaan Medis, Melainkan Pelayanan yang Manusiawi, Holistik, Berkelanjutan, Berpusat pada Pasien, dan Berbasis Keluarga
Lebih dari sekadar pemeriksaan medis, para petugas kesehatan memberikan pelayanan dengan sentuhan kasih. Mereka mendengarkan keluhan para lansia dengan sabar, memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan memberikan semangat untuk terus menjaga kesehatan. Suasana yang hangat dan penuh keakraban membuat para lansia merasa nyaman dan dihargai, serta meningkatkan kepercayaan mereka terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Mereka juga memberikan dukungan emosional dan sosial kepada para lansia, serta membantu mereka untuk mengatasi rasa kesepian, isolasi, depresi, kecemasan, diskriminasi, kekerasan, dan masalah sosial lainnya.
Monev PTM: Pengawasan Arif untuk Peningkatan Kualitas Puskesmas dan Kesehatan Masyarakat yang Berkelanjutan, Berkeadilan, Bermartabat, dan Berdaya
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyakit Tidak Menular (PTM) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan terhadap Puskesmas Karangpilang bertujuan untuk:
– Menilai Kinerja Puskesmas secara Komprehensif, Objektif, Terukur, Berkelanjutan, Berorientasi pada Hasil, dan Berbasis Standar: Mengevaluasi kinerja Puskesmas Karangpilang dalam melaksanakan program pengendalian PTM, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi, serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam setiap tahapan, dengan menggunakan data dan informasi yang akurat, terpercaya, relevan, terkini, terstandar, dan terintegrasi, serta menggunakan indikator kinerja yang jelas, terukur, realistis, spesifik, tepat waktu, dan berbasis standar pelayanan minimal (SPM).
– Mengidentifikasi Masalah dan Tantangan yang Dihadapi secara Partisipatif, Kolaboratif, Inovatif, Berbasis Bukti, dan Berorientasi pada Solusi: Mencari tahu kendala dan masalah yang dihadapi Puskesmas Karangpilang dalam melaksanakan program pengendalian PTM, serta mengidentifikasi tantangan dalam mencapai target yang telah ditetapkan, dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk petugas kesehatan, kader kesehatan, masyarakat, pemerintah desa, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, akademisi, media massa, dan pemangku kepentingan lainnya, serta menggunakan metode yang partisipatif, kolaboratif, inovatif, berbasis bukti ilmiah, berorientasi pada solusi, dan mempertimbangkan konteks lokal.
– Memberikan Rekomendasi untuk Perbaikan yang Berkelanjutan, Terukur, Realistis, Spesifik, Tepat Waktu, Berdampak, Berkelanjutan, dan Berbasis Sumber Daya: Memberikan saran dan masukan yang konstruktif untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi program pengendalian PTM di Puskesmas Karangpilang, serta mendorong inovasi dan kreativitas dalam pelaksanaan program, dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, kebutuhan masyarakat, prioritas pemerintah, bukti ilmiah yang ada, kearifan lokal, nilai-nilai budaya, dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, serta menggunakan pendekatan perencanaan yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) dan PDCA (Plan, Do, Check, Act).
– Meningkatkan Kapasitas Puskesmas secara Holistik, Berkelanjutan, Terintegrasi, Berkeadilan, Bermartabat, dan Berdaya: Memberikan dukungan dan pelatihan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Karangpilang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku, motivasi, komitmen, kepemimpinan, dan kemampuan mereka dalam pengendalian PTM, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, berpusat pada pasien, responsif terhadap kebutuhan masyarakat, berorientasi pada hasil, terakreditasi, dan berkelanjutan, dengan menyediakan sumber daya yang memadai, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, membangun kemitraan yang strategis, menerapkan sistem penghargaan dan pengakuan yang adil, menjamin hak-hak pasien dan petugas kesehatan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Proses Monev yang Partisipatif, Transparan, Akuntabel, Efektif, Efisien, Berkelanjutan, dan Berbasis Teknologi
Monev PTM dilakukan dengan pendekatan yang partisipatif, transparan, akuntabel, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berbasis teknologi, melibatkan semua pihak terkait, dan menggunakan metode yang valid, reliabel, praktis, sensitif, spesifik, terstandar, terintegrasi, dan mudah digunakan, seperti:
– Telaah Dokumen yang Mendalam, Sistematis, Terstruktur, Terintegrasi, dan Berbasis Data: Memeriksa dokumen-dokumen terkait pelaksanaan program pengendalian PTM di Puskesmas Karangpilang, seperti rencana kegiatan, laporan bulanan, catatan medis pasien, data surveilans PTM, hasil audit internal, hasil survei kepuasan pelanggan, hasil pertemuan koordinasi, hasil kegiatan advokasi, dan data lainnya yang relevan, serta menggunakan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dan berbasis data.
– Wawancara yang Komprehensif, Terstruktur, Mendalam, Berpusat pada Orang, dan Berbasis Teknologi: Mewawancarai petugas kesehatan di Puskesmas Karangpilang, termasuk dokter, perawat, bidan, tenaga promosi kesehatan, petugas laboratorium, petugas rekam medis, petugas gizi, petugas farmasi, petugas kesehatan lingkungan, kader kesehatan, pasien, keluarga pasien, tokoh masyarakat, dan perwakilan organisasi masyarakat sipil, untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan program pengendalian PTM dari berbagai perspektif, tingkatan, kepentingan, dan pengalaman, serta menggunakan aplikasi wawancara yang terstruktur dan berbasis teknologi.
– Observasi Langsung yang Cermat, Terfokus, Terstandar, Beretika, dan Berbasis Teknologi: Mengamati langsung pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Karangpilang, seperti pelayanan di poli PTM, kegiatan penyuluhan, kegiatan kunjungan rumah, kegiatan skrining PTM di masyarakat, kegiatan pelatihan kader kesehatan, kegiatan pertemuan koordinasi, kegiatan advokasi, dan kegiatan evaluasi kinerja, dengan menggunakan instrumen observasi yang terstandar, memperhatikan etika penelitian, dan menggunakan aplikasi observasi yang berbasis teknologi.
– Diskusi Kelompok yang Konstruktif, Kolaboratif, Fasilitatif, Partisipatif, Inklusif, dan Berbasis Teknologi: Melakukan diskusi kelompok dengan petugas kesehatan, kader kesehatan, perwakilan masyarakat, perwakilan pemerintah desa, perwakilan sektor swasta, perwakilan organisasi masyarakat sipil, perwakilan akademisi, dan perwakilan media massa, untuk membahas masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program pengendalian PTM, serta mencari solusi bersama, dengan menggunakan teknik fasilitasi yang tepat, efektif, inklusif, dan berbasis teknologi.
– Umpan Balik yang Berkelanjutan, Tepat Waktu, Spesifik, Terukur, Realistis, Berdampak, Berkelanjutan, Berbasis Teknologi, dan Berpusat pada Pengguna: Memberikan umpan balik kepada Puskesmas Karangpilang mengenai hasil monev, serta memberikan dukungan dan pendampingan untuk melaksanakan rekomendasi perbaikan, dengan cara yang konstruktif, tepat waktu, spesifik, terukur, realistis, berdampak, berkelanjutan, berbasis teknologi, dan berpusat pada pengguna.
Dampak Positif yang Berkelanjutan bagi Kesehatan Masyarakat, Peningkatan Kualitas Pelayanan, Pembangunan Kesehatan, Kesejahteraan Masyarakat, dan Kemajuan Bangsa
Sinergi antara Puskesmas Karangpilang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan dalam kegiatan Posyandu Lansia dan Monev PTM ini memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan para lansia, peningkatan kualitas pelayanan di Puskesmas Karangpilang, pembangunan kesehatan di Kabupaten Lamongan, kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dan kemajuan bangsa, seperti:
– Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan yang Merata, Berkeadilan, Terjangkau, Berkualitas, Holistik, Berkelanjutan, Berpusat pada Pasien, dan Berbasis Keluarga: Para lansia mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih mudah, terjangkau, berkualitas, holistik, berkelanjutan, berpusat pada pasien, dan berbasis keluarga, serta mendapatkan pelayanan yang komprehensif, terintegrasi, dan berkesinambungan dari Puskesmas Karangpilang, tanpa diskriminasi dan dengan mempertimbangkan kebutuhan khusus mereka, serta didukung oleh sistem rujukan yang efektif, efisien, dan terintegrasi.
– Deteksi Dini Penyakit yang Lebih Efektif, Efisien, Berdampak, Berkelanjutan, Berbasis Teknologi, dan Berkeadilan: Pemeriksaan kesehatan yang komprehensif membantu mendeteksi dini penyakit, sehingga dapat segera ditangani dan mencegah komplikasi yang lebih serius, serta meningkatkan harapan hidup, kualitas hidup, produktivitas, kemandirian, partisipasi sosial, dan spiritualitas para lansia.
– Peningkatan Kesadaran Kesehatan yang Berkelanjutan, Berdampak, Berdaya, Berkeadilan, Berbasis Teknologi, dan Berorientasi pada Perubahan Perilaku: Penyuluhan kesehatan meningkatkan kesadaran para lansia mengenai pentingnya pola hidup sehat, serta meningkatkan partisipasi mereka dalam program pengendalian PTM, sehingga tercipta perilaku sehat yang berkelanjutan, berdampak positif bagi kesehatan mereka, memberdayakan mereka untuk mengambil keputusan yang tepat mengenai kesehatan mereka, mengurangi kesenjangan kesehatan di antara kelompok masyarakat yang berbeda, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengakses informasi kesehatan yang akurat dan terpercaya.
– Peningkatan Kualitas Pelayanan di Puskesmas secara Berkelanjutan, Terukur, Terstandar, Terakreditasi, Berorientasi pada Pasien, Berbasis Keluarga, Berbasis Masyarakat, dan Berbasis Teknologi: Monev PTM membantu Puskesmas Karangpilang untuk meningkatkan kualitas pelayanan, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi program pengendalian PTM, sehingga tercipta sistem pelayanan kesehatan yang responsif, berkualitas, berpusat pada pasien, berbasis keluarga, berbasis masyarakat, berbasis teknologi, terakreditasi, dan berkelanjutan.
– Peningkatan Kesehatan Masyarakat secara Holistik, Berkelanjutan, Berkeadilan, Bermartabat, Berdaya, Berbasis Teknologi, dan Berkelanjutan: Dengan pelayanan yang berkualitas dan program pengendalian PTM yang efektif, diharapkan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karangpilang semakin meningkat, serta tercipta masyarakat yang sehat, produktif, sejahtera, bermartabat, berdaya, berbasis teknologi, dan berkelanjutan, dengan mengurangi beban penyakit PTM, meningkatkan kualitas hidup, mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan, mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), dan meningkatkan daya saing bangsa.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Sehat, Sejahtera, Berkeadilan, Bermartabat, Berdaya, Berbasis Teknologi, dan Berkelanjutan
Kegiatan Posyandu Lansia di Desa Kedungwaras dan Monev PTM dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan terhadap Puskesmas Karangpilang ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain, puskesmas lain, kabupaten lain, provinsi lain, negara lain, dan seluruh dunia. Dengan sinergi antara puskesmas, pemerintah desa, dinas kesehatan kabupaten, pemerintah kabupaten, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, akademisi, media massa, masyarakat, dan teknologi, diharapkan pelayanan kesehatan bagi para lansia semakin meningkat, serta kualitas pelayanan di puskesmas semakin baik, sehingga masyarakat dapat hidup sehat, mandiri, sejahtera, bermartabat, berdaya, berbasis teknologi, dan berkelanjutan di usia senja.