Menyulap Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi: KKN UNAIR BBK6 di Desa Kedungwaras
Kedungwaras ||Di Desa Kedungwaras, Kecamatan Modo, sebuah inisiatif bijak tengah bersemi. Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) BBK6 Universitas Airlangga Surabaya mengajak warga setempat untuk memanfaatkan minyak jelantah, limbah rumah tangga yang seringkali terbuang sia-sia, menjadi produk bernilai: lilin aromaterapi. Program ini bukan hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah dan pemanfaatan sumber daya secara optimal.
Dari Sampah Menjadi Harta:
Minyak jelantah, yang biasanya berakhir di tempat sampah, kini menjelma menjadi bahan baku utama pembuatan lilin aromaterapi. Prosesnya, meskipun sederhana, membutuhkan ketelitian dan kebersihan. Tim KKN BBK6 UNAIR membimbing warga Desa Kedungwaras melalui langkah-langkah berikut:
1. Pengolahan Minyak Jelantah: Minyak jelantah disaring dan dibersihkan dari sisa makanan. Proses penyaringan yang teliti menghasilkan lilin dengan kualitas yang lebih baik. Pemanasan ringan dapat membantu menghilangkan kadar air.
2. Pencampuran Bahan: Minyak jelantah yang telah bersih dicampur dengan lilin parafin (untuk konsistensi), essential oil (untuk aroma), dan pewarna alami (opsional). Perbandingan bahan disesuaikan untuk menghasilkan lilin berkualitas.
3. Pembuatan Cetakan: Berbagai macam cetakan digunakan, mulai dari cetakan lilin khusus hingga wadah bekas yang telah dibersihkan. Kreativitas dalam pemilihan cetakan menghasilkan variasi bentuk dan ukuran lilin.
4. Proses Pencetakan dan Pendinginan: Campuran dituang ke dalam cetakan, lalu dibiarkan mengeras selama beberapa jam hingga benar-benar padat.
5. Finishing Touch: Setelah mengeras, lilin dikeluarkan dari cetakan dan dibersihkan. Sentuhan akhir seperti dekorasi atau label menambah nilai estetika produk.
Lebih dari Sekadar Lilin:
Program ini memiliki dampak yang lebih luas daripada sekadar menghasilkan lilin aromaterapi. Warga Desa Kedungwaras tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga pemahaman tentang pengelolaan sampah dan pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan. Lilin aromaterapi yang dihasilkan pun dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat. Ini merupakan contoh nyata bagaimana pengetahuan dan inovasi dapat memberdayakan masyarakat dan melestarikan lingkungan.
Harapan untuk Masa Depan:
Tim KKN UNAIR berharap program ini dapat berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi maayarakat. Dengan mengubah sampah menjadi harta, Desa Kedungwaras menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Semoga inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang berdampak luas.