Sinergi untuk Pertanian Presisi: Kedungwaras Jadi Lokasi Implementasi Riset Kolaborasi Sistem Prediksi Produktivitas Padi
Kedungwaras, Lamongan – Desa Kedungwaras menjadi pusat perhatian dalam pengembangan pertanian presisi di Indonesia. Sebuah kolaborasi riset yang melibatkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Institut Pertanian Bogor (IPB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Universitas Prasetiya Mulya Tangerang tengah mengembangkan sistem prediksi produktivitas padi berbasis teknologi drone dan algoritma canggih.
Sebagai bagian dari implementasi riset, telah dilaksanakan sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) di Desa Kedungwaras. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi ini kepada petani setempat, menjaring aspirasi, serta memastikan sistem yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.
Sistem ini memanfaatkan drone untuk melakukan pemetaan dan pemantauan lahan pertanian secara detail. Data yang diperoleh, seperti kondisi kesehatan tanaman, tingkat pertumbuhan, dan indikasi serangan hama penyakit, kemudian diolah menggunakan algoritma Convolutional Neural Network (CNN) dan Practical Swarm Optimization (PSO). Algoritma CNN berfungsi untuk mengenali pola-pola penting dalam data, sementara PSO digunakan untuk mengoptimalkan akurasi prediksi produktivitas padi.
Pemilihan Desa Kedungwaras sebagai lokasi implementasi riset didasarkan pada pertimbangan strategis, seperti karakteristik lahan, pola tanam, serta potensi pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Keterlibatan aktif petani dalam proses riset diharapkan dapat meningkatkan adopsi teknologi ini di masa depan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi petani di Kedungwaras dan sekitarnya. Dengan adanya sistem prediksi produktivitas padi yang akurat, petani dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan lahan, seperti pengaturan irigasi, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi risiko kerugian, serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Sebagai bagian dari tahapan riset, telah dilaksanakan sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) di Desa Kedungwaras. Acara ini dihadiri oleh para peneliti, Pemdes Kedungwaras, ahli pertanian, serta Kelompok Tani dan petani setempat. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata dukungan terhadap pengembangan teknologi pertanian yang lebih modern dan efisien.
Kepala Desa Kedungwaras dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas dipilihnya desa mereka sebagai lokasi pelaksanaan riset. Beliau mengungkapkan kebanggaannya atas kepercayaan yang diberikan, serta berharap agar riset ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi para petani di Kedungwaras.
“Kami sangat berterima kasih kepada ITS, IPB, BRIN, Dinas Pertanian Lamongan, dan Universitas Prasetiya Mulya atas inisiatif yang luar biasa ini. Kami berharap, dengan adanya riset ini, para petani di Kedungwaras dapat meningkatkan produktivitas padi mereka dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” ujar Kepala Desa Kedungwaras.
Beliau juga menambahkan bahwa saat ini, para petani di Kedungwaras sedang memasuki musim tanam padi ketiga dan memilih untuk menanam padi varietas M70. Varietas ini dipilih karena memiliki umur yang relatif pendek, sehingga cocok untuk ditanam di musim kemarau basah seperti saat ini.
Keberhasilan implementasi sistem ini di Kedungwaras akan menjadi contoh bagi pengembangan pertanian presisi di wilayah lain di Indonesia. Sinergi antara akademisi, peneliti, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci untuk mewujudkan pertanian yang modern, efisien, dan berkelanjutan.